Admin | Zainal Abidin
Admin Media Ceo Group
Jumat, 28 Juni 2019
Tetap Oftimis Dalam Suka maupun Duka
TETAP OPTIMIS DALAM BERDOA
TETAP OPTIMIS DALAM BERDOA
Kali ini kita akan membahas beberapa contoh doa yang diajarkan oleh al Qur’an yang itu bisa memotivasi kita untuk terus optimis ketika berdoa. Tentu tidak semuanya, karena tidak kurang dari 50 redaksi doa para nabi. Banyak sekali tentu saja.
Ambil contoh, misalnya, doa Nabi Adam As. di surah 7 (Al A’raf) ayat 23, Allah merekam doa beliau:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Substansi doa ini mengakui kesalahan. Maka, salah satu etika dalam berdoa ialah kita mengakui kekurangan dan kekhilafan kita.
Begitu juga doa dan berupa tasbih yang dipanjatkan oleh Nabi Yunus As. yang terdapat di surah 21 (Al Anbiya’) ayat 87. Nabi Yunus ketika mendapat sanksi dari Allah, terlempar ke laut kemudian tinggal di perut ikan. Apa yang beliau baca dan ucapkan?
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Adalagi doa yang substansinya hanya memuji Allah Swt. Maka, ada ayat yang memerintahkan agar kita berdoa menyebut nama-Nya, salah contoh misalnya, doa Nabi Ayub As. yang terekam di surah 21 (Al Anbiya’) ayat 83 di mana substansinya beliau memuji Allah Swt.
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”
Selanjutnya, kita lihat salah satu doa yang sangat inspiratif yaitu doa Nabi Zakariya yang direkam di surah 19 (Maryam) mulai ayat 4. Nabi Zakariya mengadu kepada Allah:
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku.”
Sejak menikah Nabi Zakariya bersama istri berdoa, minta supaya diberi keturunan. Itu wajar. Dan doa itu dipanjatkan sampai sepuh dengan indikasi tulang rapuh, rambut memutih, tapi belum pernah kecewa dalam doanya meskipun belum dikabulkan.
Maka, apa jawaban Allah? “Wahai Zakariya kuberi kabar gembira, engkau akan punya keturunan dan anakmu itu Kuberi nama Yahya.”
Sekian lama berdoa, mestinya ketika dikabulkan beliau gembira. Ternyata tidak. Nabi Zakariya tidak percaya bahwa doanya dikabulkan sehingga beliau berkata, “Rabbi annaa yakuunu lii ghulaamun wakanatim ra-atii ‘aqiran.” Tuhan bagaimana aku punya anak sedangkan istriku mandul dan aku mencapai usia tua?
Dengarkan jawaban Allah:
قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”. (QS. Maryam [19]: 9)
Kalau untuk mengabulkan suatu doa yang menurut logika kita itu mustahil pun Allah katakan itu mudah. Terlebih doa-doa kita yang umumnya tidak mustahil. Maka, tetaplah optimis dalam berdoa.
-------- MASUKAN KODE IKLAN 1 --------
-------- MASUKAN KODE IKLAN 2 --------
-------- MASUKAN KODE IKLAN 3 --------
0 Komentar